Cari Artikel disini

Orang Tua Juga Ingin Populer di Facebook


Facebook tidak hanya menjadi 'racun' gila popularitas di kalangan remaja, bahkan para orang dewasa mengalami masalah yang sama.

"Aduh, orang tuaku punya akun Facebook. Gawat nih!"

Itu adalah salah satu keluhan anak-anak dan remaja saat mendapat permintaan pertemanan dari orang tua mereka di jejaring sosial mereka. Bagi sebagian anak-anak, bergabungnya orang tua mereka di Facebook bisa menjadi ancaman karena seluruh aktivitas mereka mendapat pengawasan. Tetapi sebenarnya, itu hanya permulaan, masalah yang sebenarnya timbul kala orang tua tidak ingin kalah bersaing untuk menjadi terkenal dan bertingkah 'bodoh' layaknya para remaja pengguna Facebook.

Semakin cari perhatian, semakin banyak respon. Semakin banyak pose foto yang gila-gilaan, semakin terkenal di Facebook. Hal ini tidak hanya menjadi kartu emas bagi kalangan muda untuk memperoleh popularitas di jejaring sosial, para orang dewasa ternyata menyukai hal ini. Para peneliti di University of Guelph di Kanada mempelajari fenomena ini dan bagaimana para orang dewasa dan orang tua melakukan hal-hal 'bodoh' di Facebook. Penemuan mengejutkan ini dipublikasikan dalam jurnal Social Psychological and Personality Science.

Para orang dewasa sama seperti remaja pengguna Facebook, membocorkan rahasia pribadi dan membagi cerita-cerita yang sensitif untuk menunjukkan dirinya dan mendapatkan perhatian sehingga gila popularitas menjadi sesuatu yang menjangkiti mereka. Semakin banyak perhatian, mereka menyukainya. "Facebook tidak hanya menjadi fenomena di kalangan kaum muda," ujar Emily Christofides yang tergabung dalam tim peneliti bersama my Muise dan Serge Desmarais pada ScienceDaily.

"Kegiatan online mempengaruhi orang-orang di segala usia, para remaja dan orang tua saling berbagi cerita untuk menunjukkan diri lebih banyak ketimbang media sosial yang lain. Faktor psikologi yang sama inilah yang menyebabkan perilaku yang sama (antara orang tua dan remaja). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata remaja menghabiskan waktu 55 menit untuk Facebook, sedangkan rata-rata orang dewasa 38 menit.

"Orang dewasa sebenarnya kurang menyadari dan tidak mempertimbangkan risiko jika mereka berbagi informasi yang terlalu banyak dan pribadi di Facebook," ujar Christofides. Ketidaktahuan dan minimnya kesadaran akan aturan berperilaku di jejaring sosial karena para orang dewasa ingin populer. Mereka tidak berpikir apa risiko yang harus dihadapi jika memasang foto yang terlalu pribadi bahkan memasang status 'Sayang, terima kasih udah bikin aku puas tadi malam, enak deh...'

Semakin banyak orang yang menanggapi status, foto atau membuka informasi terlalu banyak, semakin terkenal seseorang di Facebook. Semakin aktif seseorang di Facebook, semakin banyak wilayah privasi yang dikorbankan. Berhati-hatilah jika Anda gemar duduk berlama-lama menatap layar Facebook. Tentunya jejaring sosial dapat membantu Anda mempertahankan tali persaudaraan dan pertemanan, tetapi kontrol untuk menetapkan batas privasi juga harus Anda pertimbangkan.










Artikel Terkait