Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyatakan jika benar pelaku bom bunuh diri di Gereja Kepunton Solo terkait dengan bom Cirebon, itu berarti si pelaku memahami Islam secara salah. Termasuk kenyakinan para bomber bakal disambut bidadari itu gombal. "Pelaku adalah orang yang salah memahami Islam," kata Said Aqil kepada para wartawan saat menjenguk korban ledakan bom gereja Solo di rumah sakit Dr. Oen, Solo, Selasa, 27 September 2011. "Apalagi mereka berkeyakinan kalau sudah mati seperti ini akan bertemu dengan bidadari di surga. Itu keyakinan gombal!" Said menyebut pelaku telah didoktrin Islam yang salah. Dia mengakui orang-orang seperti itu sulit ditangani karena sudah menjadi sosok yang militan. "Sulit diubah," ujarnya. Said meminta generasi muda dan masyarakat pada umumnya tidak mudah terjerumus ajakan yang sepertinya mengajarkan Islam, tapi ternyata menyesatkan. "Jangan mudah terpengaruh," ujarnya berpesan. Selain pemahaman Islam yang keliru, adanya pelaku bom bunuh diri disebabkan oleh faktor kemiskinan, kebodohan, dan balas dendam kepada pihak lain. Bom bunuh diri meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton di Kelurahan Tegalharjo, Kecamatan Jebres, pada Minggu, 25 September 2011 sekitar pukul 10.55 WIB. Dalam peristiwa tersebut, pelaku bom bunuh diri menjadi satu-satunya korban tewas.[tempointeraktif.com]
Jangan lupa di like...
|