Cari Artikel disini

Maharani

Kami teman akrab dari SMA. Dia, Maharani, merupakan salah satu 'kembang' disekolahku dulu. Anaknya supel, ramah, pintar, aktif di OSIS dan juga kegiatan ekstra kurikuler di sekolah. Aku sendiri bukan tipe org yg supel dan jd rebutan cewek2. Aku cuma cowok biasa, yang ke sekolah naik bis, dan juga ngga terlalu ngetop di kalangan anak 'gaul' SMA.

Satu kelebihanku hanya pd keenceran otakku, yang membuat aku menjadi salah satu siswa teladan di sekolah. Tapi herannya, kami berdua bisa akrab, dan aku termasuk salah satu teman tempat dia curhat masalah2 pribadinya. Pertama kali bertemu, terus terang, aku tdk terlalu tertarik. Memang dia manis, tapi bukan tipeku. Biasa aja lah. Tapi lama-lama kenal, ngobrol, aku jd tertarik dgnnya, dan itu membuat dia keliatan semakin cantik di mataku setiap hari. Aku mengagumi keceriaan dan ketulusan yang dia miliki dalam
menjalani hidupnya, mensyukuri apa yang dia dapat, dan membantu orang-orang di sekitarnya. Dan itu juga yang menurutku membuat dia bisa menjadi salah satu 'kembang' di sekolah, dan banyak ditaksir teman2 cowok..

Kira-kira setahun aku kenal dia, aku menyadari bahwa aku sudah jatuh cinta sama dia. Tapi, tidak pernah terlintas di otakku untuk menyatakan perasaanku kepadanya. Karena aku pikir, dia tidak pernah punya rasa cinta kepadaku, dan aku takut hal itu hanya akan mengubah hubungan kami yg tadinya manis menjadi pahit.
Terlebih, dia waktu itu punya pacar, dan aku tau, dia sangat mencintai pacarnya itu.Lulus SMA, aku dapat beasiswa utk melanjutkan sekolah ke negri Paman Sam. Jauhnya jarak tdk membuat hubungan kami menjauh. Terlebih dgn adanya internet, hampir setiap hari kami selalu kontak melalui email, sehingga kami bisa selalu mengetahui keadaan kami berdua. belum lg dgn chating pd hari2 libur.

Akhirnya, setelah 6 thn berpacaran, dia putus juga dengan pacarnya waktu SMA dulu. Dan walaupun banyak cowok2 yang deketin dia, tapi dia tetap memilih sendiri dulu, karena dia mau berkonsentrasi menyelesaikan kuliahnya, dan mencari kerjaan begitu lulus kuliah. Karena aku jg sambil bekerja sambilan di sini, jadi aku punya sedikit uang yang bisa kugunakan untuk menelfon dia minimal sekali sebulan, terutama setelah dia putus dari pacarnya.
Dan sekitar 5 thn kami tdk pernah bertemu muka, aku tetap menyimpan rasa cintaku yang paling dalam untuk dia. Tapi aku tidak pernah berani untuk mengutarakan cintaku kepadanya. Beberapa teman kami mengatakan, kalau dia sebenarnya jg punya perasaan yang sama terhadapku, dan itu yang bikin dia tetap bertahan ngga punya pacar setelah putus. Tapi aku tetap saja tidak yakin, dan tdk pernah memiliki keberanian untuk  mengatakan cinta kepadanya. Aku takut, kalau aku akan mengalami penolakan, dan hubungan kami menjadi tidak sebaik dulu lagi. Selain itu, setelah dia putus, dari cerita2 dia, aku tau kalau dia sempat naksir cowok2 lain, tapi tidak pernah sampai pacaran.. Sementara, sampai saat ini, aku tidak ada hubungan dekat dgn cewek manapun. Aku tetap mencintai dia, walaupun aku tidak berani mengutarakan isi hatiku kepadanya... Setelah lulus, dia bekerja di salah satu perusahaan swasta, dan membuat dia harus banyak tugas ke luar daerah, terutama daerah terpencil. Sedangkan aku, setelah lulus, mendapat kerja di salah satu perusahaan manufacturing di US.
Hidup sendiri di negri orang, akhirnya membuatku sering berkeinginan untuk punya istri, yang bisa jd pendamping setiaku di sini. Dan aku sangat mengharapkan kalau itu adalah Maharani. Tapi sekali lagi, kekerdilan hatiku membuat hubungan kami tdk pernah mengalami kemajuan, masih sama seperti SMA dulu.
Setelah tiga tahun kerja, aku memutuskan bahwa aku akan meminta Maharani untuk menikah denganku, dan ikut aku ke Amrik. Aku mengumpulkan keberanian untuk membicarakan hal itu dengannya.  Tapi setelah 6 bulan kucoba, setiap aku menelfon dia, aku selalu menghadapi ketakutan yang sama. Aku sangat takut membayangkan dia akan menolak permintaanku..menolak perasaanku kepadanya yang sudah aku simpan selama 9 thn ini...

Senin, September 2000, aku menelfon Maharani.
Ibunya bilang, dia dinas ke pedalaman Maluku selama 1 bulan. Aku kaget, krn Rani tdk memberitahuku di email. Biasanya dia selalu cerita kalau dia akan tugas ke daerah, sehingga aku tdk bertanya-tanya kalau dia tdk mengirim email selama jangka waktu tertentu.
Malam itu, aku tdk bisa tidur. Aku merasa sangat kesepian dan kehilangan. Akhirnya..menjelang subuh, aku menghidupkan komputer dan...chating. Ternyata, pagi itu, aku mendapat teman ngobrol yang sangat asik, dan bisa mengurangi rasa sepiku. Nadia, teman chatku itu, bilang kalau dia selalu online di situs itu setiap hari, pd jam itu. Kami janjian untuk chat lagi besok harinya. Setelah seminggu kami chating, aku merasakan getar yg beda pd saat aku chating dgn dia. Aku merasa aku mulai jatuh cinta kepadanya. Kian lama, omongan kian 'memanas', dan akhirnya kami saling terbuka bahwa baik aku maupun dia sedang tdk punya siapa2, dan kami sebenarnya sudah ingin berumah tangga. Akhirnya, kami sepakat untuk saling mengirim pict.  Ternyata, begitu aku lihat gambarnya, aku terpana....dia merupakan teman SMPku dulu!! Detik itu juga aku langsung menelfon dia, dan kami bicara di telfon sekitar 5 jam!!

Pembicaraan berakhir dengan kalimat...AKU AKAN MENIKAHI DIA BULAN DEPAN!!!
setelah berbicara dengannya, aku lgsg menelfon kedua orang tuaku di jakarta, utk mempersiapkan lamaran.
Kedua orang tuaku kaget, tapi mrk jg sangat bahagia, krn akhirnya aku menikah juga... Kemudian, aku lgsg mengurus izin selama 2 bln utk menikah dan honeymoon. Setelah menunggu seminggu, izin keluar, dan aku langsung ke Jkt. Aku sangat berbahagia. Aku tak sabar untuk segera menikah, honey moon, dan  memboyong istriku ke amrik. Maharani belum aku kabari, krn dia belum pulang dr dinasnya. Begitu tiba di Jkt, aku sibuk mempersiapkan semua hal yang dibutuhkan untuk melangsungkan pernikahan. Dua minggu kemudian, aku dapat email dr Maharani, yang isinya mengatakan kalau dia sudah kembali, dan minta maaf tdk memberitahu, karena waktu itu keputusannya mendadak.

Membaca email dari dia, aku merasa sebagian hatiku hilang. Dan aku sadar, bahwa aku tdk akan pernah bisa memiliki dia. Saat itu juga, aku langsung mengangkat gagang telfon utk berbicara dengannya.Dia sangat kaget sekali mendengar aku ada di jakarta. Dan nada suaranya terdengar sangat bahagia. Tiba-tiba aku merasakan ketakutan yang amat sangat. Aku takut kalau aku telah melakukan kesalahan besar... Aku cuma bisa bilang sama dia, kalau aku sengaja tdk memberitahu, krn aku ingin memberikan kejutan utknya... Sorenya, aku menjemput dia ke kantornya. Dan saat melihat dia kembali setelah 7 thn tdk bertemu, aku menyadari bahwa dia merupakan wanita yang paling aku cintai dalam hidupku! Aku merasa semangat hidupku ada dlm sinar matanya yg berbinar, celotehannya, gelak tawanya... Aku betul2 sadar kalau aku sedang melakukan hal paling bodoh dalam hidupku!

Dan tiba-tiba aku merasa sangat takut untuk mengatakan kepadanya kalau aku akan menikah DUA MINGGU lagi!!!! Omongan terus bergulir di antara kami. Tapi aku jd kehilangan selera. Aku bingung. Dont know what to say..dont know what to do..

Akhirnya dia memegang tanganku, dan bertanya, "Yoga, elo kenapa? ada yg ngga beres? kok gue liat dari tadi kayanya elo aneh sih?" Aku menggenggam erat tangannya. Aku ciumi. Dan tiba-tiba air mataku menetes.
Aku ambil nafas dalam. Aku beranikan diri menatap matanya. "Rani, i'm really really sorry for this...but i have to tell you that...i'm here coz i'm gonna get married within two weeks, with my old friend, Nadia"
Maharani kelihatan begitu kaget. Dia menatapku tak percaya. Kemudian dia lepaskan tangannya dr tanganku.
Dia tutupi wajahnya dgn kedua tangannya. I dont have any idea, dia bakal ngapain. Tapi kemudian...kulihat air mata keluar dr celah-celah jarinya..dan... dia terisak-isak!
Pelan-pelan, aku rengkuh tubuh mungilnya. Aku berbisik lembut, "Why are you crying, Ran..?"
Tapi dia tetap menangis, dan aku hanya bisa memperat pelukanku pd bahunya. Berbagai macam pikiran melintas di benakku, mengapa Rani menangis.  Does she love me?
Is she sad knowing that i'm gonna get married?
Is she happy??
Tapi aku tetap tdk mendapat gambaran pasti, mengapa dia menangis. Setelah dia agak tenang dr tangisnya, dia menatapku.
"Sorry Yog, mgkn elo kaget ngeliat gue nangis. Terus terang, gue emang ngga nyangka bakal denger berita ini.
Gue udah seneng td elo ada di sini, gue pikir emang elo sengaja ke sini utk jenguk kampung halaman.
Sorry Yog, I'm so sorry udah nangis. Gue doain biar elo bahagia. Mudah-mudahan aja istri loe baik, krn elo merupakan orang yg sangat baik di mata gue..  Beruntung sekali dia bisa menikah ama elo...Selamat ya Yog..mudah-mudahan pernikahan elo selalu bahagia...Gue td nangis krn gue pikir, elo ke sini utk melamar gue, dan gue udah seneng ngebayangin bakal jd istri loe..." Aku ngga sanggup denger ucapan dia lagi. "Ran, elo emang baik banget. Gue seneng bisa jd temen loe selama ini. Tapi elo salah kalo elo pikir gue happy
mau nikah ama dia. GUE CINTA AMA ELO, RAN!!!! dan gue ngga  pernah berani untuk ngomongin ini ke elo. gue takut elo nolak gue...gue takut ngerubah persahabatan kita jd hal yg ngga enak. dan walaupun skrg udah terlambat, gue cuma mau elo tau, kalo gue udah cinta ama elo sejak 9 thn yg lalu!! i'm sorry for saying this, but i want you to know that i love you....and i wanna love you more, more and more everyday!"

akhirnya...happy ending deh! Aku ngga jd nikah ama Nadia, tapi sama Rani! dan itu pernikahan terkonyol yg pernah ada di bumi ini, i think.. krn nama calon mempelai wanita berbeda dgn yang di undangan pernikahan...
dan aku mempertaruhkan banyak hal utk tetap melakukan pernikahan ini. tapi aku ngga peduli!!!!!!
yg penting, aku dan rani bisa menikah, sesuatu yang ternyata sama-sama kami impikan beberapa tahun belakangan ini... setelah menikah, kami lgsg terbang ke amrik, dan hidup bahagia di sana sampai skrg. dgn sharing cerita ini, aku cuma mau bilang ke kalian yg sedang in love with someone, jgn pernah takut utk menyatakan rasa cinta kamu ke org yg kamu cintai... krn kamu ngga sadar, kebahagiaan seperti apa yg akan kamu lepaskan kalau kamu ngga menikah dgn dia...











Artikel Terkait